Indahnya Geologi

Indahnya Geologi

Kamis, 10 Maret 2011

Geowisata di sekitar Jogja (yogyakarta)

Belajar ilmu geologi bukan melulu juga belajar tentang mineral, minyak bumi, batubara,dll, tapi juga mempelajari keindahan alam yang di ciptakan Allah SWT. Dalam ilmu geologi ada juga matakuliahnya yang terkait dengan bentang alam. Namanya kuliah geomorfologi. Pokoknya dalam mata kuliah yang satu ini bakal sering jalan2 melihat bentang alam yang indah-indah.

Pada kesempatan ini saya akan memperlihatkan sedikit foto-foto jalan-jalan ke tempat2 yang memiliki pemandangan asyik di sekitaran kota Jogja. Oke kita langsung saja ke TKP:

1. Pemandangan Gunung Merbabu dari Pasar Bubrah (hampir sampai di Puncak Merapi)
Walaupun jalan kaki dari jam 12 malem sampai puncak merapi jam 3 pagi, tetap semangat demi melihat keindahan alam ciptaan Allah SWT.


2. Keceriaan bersama teman2 di Pantai Parangtritis (Paris), ketawa-ketiwi lepas setelah menempuh perjalan naik motor santai 1 jam dari Jogja.



3. Melihat tebing yang Indah di Gunung Kidul, ya kira 1 jam lah dari jogja ke arah timur.



4. Melihat bentang alam kars di gunung kidul juga, ya 2 jam an lah dari jogja.



5. atau ngeliat padang2 pasir Parangkusumo (serasa di gurun euy), ni gumuk pasir letaknya gak jauh dari Parangtritis.



Pokoknya sekitar Jogja masih banyak tempat2 yang indah, dilain waktu saya posting lagi...

Selasa, 08 Maret 2011

Cerpen Dasar-Dasar Log (pengeboran)

Terinspirasi dari course kemarin sabtu, saya kelabakan mengerjakan analisis data logging. cos, udah pada lupa dasar-dasarnya (wah ketahuan jarang belajar euy hehehe).
Supaya ingat kembali, saya mencoba menulis di blog ini, ya itung-itung berbagi juga untuk semua.. lets see..

Pada kesempatan ini saya akan mencoba membahas secara singkat 7 jenis log yang sangat sering digunakan dalam pengeboran. Pengetahuan ini saya dapatkan dari Bapak-bapak dosen GMB, Jurusan Teknik Geologi FT UGM, kalau ada yang salah, berarti saya salah mendengar dan membacanya hehe..

Log yang akan dibahas adalah ; Log Gamma Ray (GR Log), Log Spontaneous Potensial Log SP), Log Caliper (Cali Log) dan Log Bit Size (BS Log), Log Resistivitas (Resistivity Log), Log Densitas (Density Log), Log Neutron (Neutron Log), dan terakhir Log sonik/Akustik (Sonic Log).

Secara singkat, dasar-dasarnya adalah sebagai berikut:
1. Log Gamma Ray
Alat pendeteksi dalam log gamma ray berfungsi menangkap pancaran radioaktif yang di pancarkan oleh formasi batuan (sistem pasif). Beberapa unsur yang ditangkap adalah Thorium, Potasium, dan Uranium. Jika batuan banyak memancarkan ketiga unsur tersebut (atau salah satunya) maka nilai log gamma ray akan tinggi (misalnya pada lempung/shale log gamma ray tinggi karena banyak mengandung potasium, sedangkan pada batupasir bacaan rendah karena?? ya karena kandungan ketiga unsur tersebut memang sangat sedikit).

2. Log Sontaneous Potensial
Prinsip kerjanya adalah alat mengukur beda potensial arus searah antara elektroda yang bergerak di dalam lubang bor dengan elektroda di permukaan. Nilai beda potensial ini sangat tergantung kepada kandungan fluida di dalam formasi, misalnya fluida yang ada di dalam formasi adalah air asin (salin water), maka resistivitas akan sangat kecil dsb.

3. Log Caliper dan Log Bit size
Log Caliper ini berfungsi untuk mengetahui kondisi diameter lubang bor (misalnya dinding sumur ada caving atau tidak dsb), sedagkan log bitsize a menunjukkan ukuran mata bor yang digunakan pada saat pengeboran. Kedua log ini biasanya bersama-sama digunakan untuk mengetahui keadaan dalam lubang bor(perubahan diameter lubang bor).

4. Log Resistivitas
Log resistivitas digunakan untuk mengukur tahanan jenis batuan (beserta fluida yang dikandungnya) terhadap arus listrik yang bamelaluinya. Sifat menghandatkan listrik ini di dapat dari kandungan fluida yang ada di dalam pori-pori batuan.

5. Log Densitas
Berdasarkan berbagaimacam pendekatan, diketahui bahwa batuan yang berpori akan memilili kandungan elektron yang lebih sedikit dibandingkan dengan batuan yang tidak berpori. Sistem kerja log densitas ini memanfaatkan sifat batuan tersebut. Alat menembakkan sinar gamma yang membawa foton ke dalam batuan, kemudian foton-foton tersebut akan bertumbukan dengan elektron yang ada di dalam batuan. Banyaknya energi sinar gamma yang hilang di dalam batuan akan menunjukkan densitas tertentu suatu batuan.

6. Log Neutron
Sama dengan log Densitas, log Neutron ini juga menembakkan sesuatu ke dalam formasi untuk memperoleh data. Pada Log neutron ini partikel yang ditembakkan adalah partikel neutron berenergi tinggi. Jika partikel tersebut menambrak atom H (asumsinya dari senyawa hidrokarbon atau air) maka energi neutron akan melemah. Alat pendeteksi akan menghitung partikel neutron yang kembali dari formasi.semakin tinggi kandungan H di dalam formasi, maka semakin tinggi pula nilai porosity unit yang terbaca oleh alat.

7. Log Sonik/Akustik
Peralatan log sonik ini melepaskan gelombang suara ke dalam batuan, kemudian setelah melewatinya, ditangkap kembali oleh alat penerima.Begitulah ulasan singkat log-log yang sering digunakan pada proses pengeboran minyak bumi... masih banyak yang kurang..

pastinya.. tapi secara mendasar begitulah sistem kerjanya.. selamat menikmati hehehe

Jumat, 04 Maret 2011

Pemboran (drilling)

Belajar ilmu geologi di teknik geologi UGM bukan melulu belajar ilmu geologi murni. Di semester-semester akhir pelajaran tentang aplikasi ilmu geologi untuk energi, sumber daya mineral dan lingkungan semakin banyak didapatkan. Pada kesempatan ini penulis akan berbagi sedikit tentang geologi yang terkait dengan sumber daya energi (minyak bumi). ----> pemboran (sumber gambar : www.drillingsupply.info/exploration-drill-rigs-pictures.html)



Kata-kata pemboran (drilling) sangat sering kita dengarkan,apalagi bagi kita-kita yang tinggal di sekitar lapangan minyak bumi, wah kayak sepakbola aja ada lapangan segala.. hehe. Beberapa pemboran yang penulis ketahui yaitu:
a. Pemboran stratigrafi
b. Pemboran Struktur
c. Pemboran untuk operasi seismik
d. Pemboran Eksplorasi
e. Pemboran Produksi
nah, dalam ilmu geologi, di antara beberapa jenis pemboran yang disebutkan di atas, pemboran eksplorasi lah yang sangat penting.

Beberapa peralatan yang digunakan dalam pemboran:
secara umum peralatan pemboran di istilahkan dengan istilah (bahasa ku ribet banget hehe)drilling rig atau rig pemboran. Secara garis besar rig pemboran ini dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Rotaring System
b. Cyrculating System
c. Hoisting System

Penjelasan begini nih...

a. Rotaring System
berfungsi untuk memutar pipa kelly. nah apalagi arti pipa kelly itu?? pipa kelly itu adalah pipa yang berbentuk persegi enam dengan panjang sekitar 40 ft, berfungsi untuk meneruskan tenaga putaran dari rotaring table menuju pipa pemboran.

b. Cyrculating System
alat yang satu ini berfungsi membantu sistem rotari pada saat terjadi pemboran dan menjaga serta memperbarui lumpur pengeboran dalam lubang pemboran.

c. Hoisting System
berfungsi untuk menurukan dan mengangkat rangkaian pipa, karena pada waktu2 tertentu (misalnya waktu ingin mengambil iti batuan, mengganti mata bor, dsb).

sebenarnya masih banyak penjelasannya, tapi secara umum sampai disini dulu.. see u..
(sumber : kuliah GMB dulu di kampus tgl ft ugm tercinta)

Rabu, 02 Maret 2011

Lineasi vs Lineament

Lineasi adalah terminologi suatu struktur linier pada suatu batuan misalnya; garis aliran, gores garis, susunan sejajar material sedimen pada batuan sedimen atau pada sumbu lipatan. Lineasi sering disamakan dengan lineament, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Lineament lebih tepatnya diartikan sebagai suatu pola kelurusan morfologi yang dengan mudah dapat diamati dari peta tiga dimensi, yang juga berkaitan dengan kontrol struktur geologi yang terdapat pada daerah tersebut.


Contoh Lineament Morfologi (sumber:http://html.scirp.org)

Lineasi yang ditemukan dilapangan dapat dibedakan menjadi; lineasi berupa goresgaris, lineasi sebagai suatu lipatan, lineasi sebagai hasil perpotongan foliasi, lineasi mineral, lineasi fragmen batuan/ooid, dan boudinage, rods, dan mullion. Masing-masing tipe lineasi tersebut memiliki karakter tertentu sehingga dapat dibedakan. Pembentukan lineasi sekurang-kurangnya dapat dibedakan menjadi 3 mekanisme, yaitu; lineasi karena perubahan kedudukan mineral, lineasi hasil deformasi ooid/pebbles, lineasi terbentuk berupa rods, mullion, dan boudinage. Lineasi memiliki hubungan yang erat dengan pembentukan struktur geologi, baik sesar, ataupun perlipatan.

Gores garis pada sesar menunjukkan arah pergerakan hanging wall terhadap foot wall (sumber: http://blogs.agu.org)

Minggu, 09 Januari 2011

Pembentukan batuan mix silisiklstik

Meskipun pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan sedikit bahwa akan sangat sulit menemukan batugamping dengan batuan silisiklastik terendapkan bersama-sama, dalam suatu lingkungan pengendapan, dan waktu yang sama, tapi seorang peneliti bernama mount menganggap bahwa ada suatu keadaan yang memaksakan terjadinya percampuran (persentase tertentu) antara sedimen karbonat dengan sedimen silisiklastik bercampur membentuk batuan "mixsilisiklastik". wah bagaimana ceritanya?? lets see...

Menurut Mount (1984), ada 4 kemungkinan terjadinya proses pencampuran batuan dilingkungan paparan (shelf), yaitu:
a. Pencampuran sela (punctuated mixing)
b. Percampuran fasies (facies mixing)
c. Percampuran in situ (insitu mixing)
d. Percampuran batuan induk (source mixing

Penjelasan:

a. Percampuran sela terbentuk akibat terjadinya arus badai, secara sporadis dan besar, yang kemudian dapat memindahkan endapan sedimen ke lingkungan pengendapan batuan yang lain, dalam jumlah besar. Misalnya, endapan silisiklastik yang ada di sekitar garis pantai yang dipindahkan oleh arus badai, atau angin ke daerah yang lebih dalam, tempat pembentukan batuan karbonat.

b. Percampuran fasies, terjadi mengikuti hukum walther. Hukum ini mengatakan bahwa, perubahan fasies secara vertikal juga akan di ikuti oleh perubahan fasies secara lateral, dan sebaliknya. Percampuran fasies akan terjadi di daerah perbatasan terumbu depan, terumbu belakang, dan daerah antar terumbu. Dapat juga terjadi di sayap paparan terumbu dimana material sedimen silisiklastik dekat pantai menjari dengan batuan karbonat. Selain itu dapat pula terjadi percampuran akibat percampuran di sekitar gumuk pantai, pada daerah pasang surut, dimana percampuran dapat terjadi karena media angin.

c. Percampuran in situ sering terjadi pada daerah paparan (shelf) silisiklastik yang juga menghasilkan batuan karbonat. Terjadi di lingkungan semi pasang surut biasanya. Material karbonatan yang ditemukan berupa amaterial autochtonous, dan paraautochtonous.

d. Percampuran batuan induk dapat terjadi karena adanya pengangkatan batuan karbonat dan lingkungan pengendapan menjadi daerah daratan. Kemudian batuan ini diangkut oleh proses eksogenik dan diendapakan pada daerah yang dominan batuan silisiklastik. Pada kenyataannya percampuran ini sangat sulit terjadi, karena jika batuan karbonat ketika tertransportasi dalam bentuk butir, maka segera akan terlarut dan hilang.

ya, begitulah cerita singkatnya.. semoga bermanfaat.. amin.
ket : pemahaman ini saya dapatkan dari materi kuliah sedimentology (Dosen : Dr. SSS)

Lingkungan Pengendapan Batugamping vs Silisiklastik

A. Batugamping membutuhkan kondisi yang jernih, sedangkan jika pada suatu cekungan pengendapan mendapatkan suplai sedimen yang banyak dari darat, akan membuat air menjadi keruh sehingga metabolisme organisme pembentuk batugamping terganggu dan menghambat cahaya matahari masuk. Akibatnya dapat membunuh organisme pembentuk batugamping tersebut. Dilain pihak, adanya suplai sedimen yang besar akan menghasilkan batuan silisiklastik.

B. Kondisi air yang hangat juga dapat terganggu oleh kehadiran material sedimen asal darat yang biasanya di bawa oleh air sungai. Percampuran ini akan menurunkan suhu air, serta menutupi penetrasi matahari yang juga menghangatkan lingkungan pengendapan batugamping.

C. Salinitas air laut juga dapat terganggu, karena adanya percampuran dengan air sungai pembawa material asal darat dapat menurunkan salinitas air laut yang merupakan syarat penting pembentukan batugamping.

Demikianlah mengapa antara batuan karbonat dan silisiklastik jarang ditemukan bersamaan.

Sabtu, 08 Januari 2011

Santai Saja Menjelang Ujian

Ujian.. kadang menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mahasiswa..
(termasuk aku sih.. hehe)
karena ketika ujian tiba, belajar menjadi tidak menyenangkan, yang teringat cuma ketakutan nilai jelek, dsb.Sebenernya kuliah untuk nilai atau untuk ilmu sih?? dua-duanya kali ya?? hehe. Tapi, ketika harus dihadapkan kepada suatu pilihan, nilai atau pemahaman pastinya orang sadar akan memilih "pemahaman".
Orang yang merasa tidak nyaman ketika ujian alhasil nilainya "terancam bahaya", padahal kalo dia belajar saja seperti biasanya, Insya Allah nilainya bagus juga.
Dan yang terpenting belajar jauh2 hari, jadinya waktu ujian tinggal santai.
(orang bingung malem ujian, kita enak2an santai2 saja.. enak tho.. hehe)